Selamat Datang
Log In Press "Rangkuman Informasi dan Gudangnya Pengetahuan" hadir dengan misi menjadi terobosan baru, tempatnya mencari referensi serta menghadirkan rangkuman informasi dari berbagai sumber.
SILAHKAN BERKOMENTAR DUKUNG BLOG INI TETAP EKSIS
Contact person send to: loginpress@gmail.com
Log In Press supported under license from The Trans-Media Press
Adsense Indonesia Adsense Indonesia
Daftar Isi

Sabtu, 05 Juni 2010

Hukum-hukum Kehidupan

Sabtu, 05 Juni 2010
0 komentar
Hukum bola pejal kehidupan

Seperti halnya sebuah bola pejal yang diberikan tekanan dalam kadar tertentu yang menyebabkan reaksi balik yang diberikan bola pejal terhadap titik tekan begitu juga dengan diri kita. Ada minimal tiga kondisi alternatif yang akan terjadi pada bola pejal,




  • Bila tekanan yang diberikan terlalu kecil, bola pejal sulit untuk memantul dan meberikan titik tolak

  • Bila tekanan yang diberikan melewati ambang batas kemampuan bola untuk menahan, maka bola dapat sewaktu-waktu hancur

  • Bila tekanan yang diberikan tepat, maka bola dapat memantul dengan baik dan sempurna


Begitu juga dengan diri kita. Dalam setiap permasalahan hidup yang kita jalani, ada banyak tekanan-tekanan baik dari luar maupun dalam diri yang secara sadar maupun tidak memberikan dampak bagi mental kita untuk keluar dari permasalahan tersebut. Jika kondisi mental seimbang dengan problem yang terjadi, jiwa cenderung dapat mengendalikannya dan pikiran mencari 1001 cara untuk menyelesaikannya, apalagi jika persoalan yang dihadapi dianggap mudah oleh jiwa dan pikiran. Persoalannya adalah jika permasalahan yang melanda dianggap terlalu berat oleh jiwa dan diambang batas kemampuan otak untuk berpikir, maka yang terjadi adalah stress. Stres yang berkepanjangan sangat mengganggu mental dan dapat mengubah karakter baik yang sudah dibangun sejak dulu. Mungkin kita pernah mendengar ada seorang ibu yang tega membunuh anaknya hanya gara-gara menganggap sudah tidak sanggup lagi memberi makan anak-anaknya. Ada juga seorang ibu yang tega menggugurkan kandungan hasil perbuatan zinanya dengan lelaki yang tidak bertanggung jawab.


read more

Rekonstruksi Teologi Hasan Hanafi

0 komentar

Teologi Islam (ilm al-kalâm asy`ari), secara teoritis, menurut Hasan Hanafi, tidak bisa dibuktikan secara ‘ilmiah’ maupun filosofis. Teologi yang bersifat dialektik lebih diarahkan untuk mempertahankan doktrin dan memelihara kemurniannya, bukan dialektika konsep tentang watak sosial dan sejarah, disamping bahwa ilmu kalam juga sering disusun sebagai persembahan kepada para penguasa, yang dianggap sebagai wakil Tuhan di bumi. Sedemikian, hingga pemikiran teologi lepas dari sejarah dan pembicaraan tentang manusia disamping cenderung sebagai legitimasi bagi status quo daripada sebagai pembebas dan penggerak manusia kearah kemandirian dan kesadaran.


Selain itu, secara praktis, teologi tidak bisa menjadi ‘pandangan yang benar-benar hidup’ yang memberi motivasi tindakan dalam kehidupan konkrit manusia. Sebab, penyusunan teologi tidak didasarkan atas kesadaran murni dan nilai-nilai perbuatan manusia, sehingga muncul keterpecahan (split) antara keimanan teoritik dan keimanan praktis dalam umat, yang pada gilirannya melahirkan sikap-sikap moral ganda atau ‘singkritisme kepribadian’. Fenomena sinkritis ini tampak jelas, menurut Hanafi, dengan adanya ‘faham’ keagamaan dan sekularisme (dalam kebudayaan), tradisional dan modern (dalam peradaban), Timur dan Barat (dalam politik), konservatisme dan progresivisme (dalam sosial) dan kapitalisme dan sosialisme (dalam ekonomi).


A. Riwayat Hidup


Hassan Hanafi lahir di Kairo, 13 Februari 1935, dari keluarga musisi. Pendidikannya diawali di pendidikan dasar, tamat tahun 1948, kemudian di Madrasah Tsanawiyah ‘Khalil Agha’, Kairo, selesai 1952. Selama di Tsanawaiyah ini, Hanafi sudah aktif mengikuti diskusi-diskusi kelompok Ikhwanul Muslimin, sehingga tahu tentang pemikiran yang dikembangkan dan aktivitas-aktivitas sosial yang dilakukan. Selain itu, ia juga mempelajari pemikiran Sayyid Quthub tentang keadilan sosial dan keislaman.



read more

Beberapa Tips Untuk Menguatkan Ruhiyah

0 komentar
Oleh : Hendi Kurniah
Dalam Buku : Public Speaking and Spiritual Motivation

A. Sucikan diri dengan berwudhu.

Wudhu akan memancarkan cahaya keimanan bagi yang selalu mengerjakannya. Dengan membersihkan fisik serta mensucikan hati akan memberikan kesan ketegasan dan kelembutan pada wajah. Wajah yang selalu dibasahi dengan air wudhu membuat orang tenang, senang, bahagia dan tentram menatapnya. Kesucian wudhu merupakan mutiara cahaya yang gemerlap di terangnya bulan purnama. Wajah yang dihiasi wudhu dapat membuka celah positif bagi orang yang menatapnya.


B. Shalat Sunah Dua Rakaat.

Tegakkanlah shalat sunah untuk mendapatkan kekuatan iman yang kokoh. Serahkan segalanya hanya pada Allah saja. Apapun yang terjadi hanya Dia yang berhak menentukannya. Ambil kekuatan dan energi dari kekhusu’an shalat kita. Baginda rasul, para sahabat dan orang-orang sholeh mengharapkan pertolongan kepada Allah dengan shalat yang mereka kerjakan. Maka salatlah insya Allah hidup Anda akan berkualitas.



read more

Mengenal Penyakit Hati

0 komentar

Kita mengenal tiga macam penyakit; penyakit hati, penyakit jiwa, dan penyakit fisik. Membedakan penyakit fisik dengan penyakit jiwa lebih mudah ketimbang membedakan penyakit jiwa dengan penyakit hati. Walaupun demikian, ketiganya memiliki persamaan. Apa pun yang dikenai oleh ketiga penyakit itu, ia tidak akan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Tubuh kita disebut berpenyakit apabila ada bagian tubuh kita yang tidak menjalankan fungsinya dengan benar. Telinga Anda disebut sakit apabila ia tidak dapat mendengar lagi.


Di antara fungsi hati, menurut Al-Ghazali, adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Allah telah menciptakan hati sebagai tempat Dia bersemayam. Tuhan berkata dalam sebuah hadis Qudsi: Langit dan bumi tidak dapat meliputi-Ku. Hanya hati manusia yang dapat meliputi - Ku. Dalam hadis Qudsi lain, Tuhan berkata: "Hai anak Adam, Aku telah menciptakan taman bagimu, dan sebelum kamu bisa masuk ke taman ciptaan-Ku, Aku usir setan dari dalamnya. Dan dalam dirimu ada hati, yang seharusnya menjadi taman yang engkau sediakan bagi-Ku."


Hadis ini menunjukkan bahwa fungsi hati adalah untuk mengenal Tuhan, mencintai Tuhan, menemui Tuhan, dan pada tingkat tertentu, melihat Tuhan atau berjumpa dengan-Nya. Hati yang berpenyakit ditandai dengan tertutupnya mata batin kita dari penglihatan-penglihatan ruhaniah. Ada hubungan antara penyakit jiwa dengan penyakit fisik. Sebagai contoh, penyakit jiwa yang paling populer pada masyarakat modern adalah stres. Stres pada penyakit jiwa adalah seperti sakit flu pada penyakit fisik.



read more

Hikmah Merenungkan Mati

0 komentar

Kematian adalah sebuah keniscayaan. Ia telah ditetapkan sejak manusia masih dalam kandungan. Ia pasti datang menjemput setiap makhluk yang bernyawa. Maka, adalah ironi bila kita meragukan apalagi mengingkarinya.


Bila anda ditanya, yakinkah anda akan datangnya kematian? Anda tentu menjawab,”Ya”. Namun apa jawaban Anda bila pertanyaan itu dirubah menjadi siapkah Anda menghadapi kematian? Mungkin kebanyakan kita akan mengatakan, “Tidak!”.


Membincang kematian, rasa-rasanya tak seorang pun siap menghadapinya. Pasalnya, kehidupan manusia di era mutakhir ini lebih mementingkan unsur-unsur duniawi ketimbang unsu-unsur ukhrawi, yang merupakan modal dasar menghadapi mati. Manusia sekarang lebih berlomba mengumpulkan harta, daripada amal shaleh.


Semua orang memang tahu bahwa kematian itu pasti terjadi. Hanya saja, masih sedikit orang yang benar-benar mau menyadari. Kebanyakan justeru berusaha menghindarinya. Buntutnya, mereka menjadi pengecut yang selalu merasa takut akan resiko yang timbul dari sebuah tindakan.


Atau, tidak sedikit orang yang berusaha membebaskan akal pikiranyya dari bayang-bayang maut. Akibatnya, jalan hidup yang mereka tempuh jauh dari nilai-nilai ukhrawi, yang nota bene sekali lagi modal dasar menghadapi kematian.



read more
 
Translate To Translate To

Lintas Berita

Portal Muslim

Teknologi

Lifestyle

Cahaya Iman

Berita Terkini

Copyright © 2010 Log In Press | Blog Powered by Blogspot | Template by Free Blogspot Template | Designed by Blog Go Blog