Seperti halnya sebuah bola pejal yang diberikan tekanan dalam kadar tertentu yang menyebabkan reaksi balik yang diberikan bola pejal terhadap titik tekan begitu juga dengan diri kita. Ada minimal tiga kondisi alternatif yang akan terjadi pada bola pejal,
- Bila tekanan yang diberikan terlalu kecil, bola pejal sulit untuk memantul dan meberikan titik tolak
- Bila tekanan yang diberikan melewati ambang batas kemampuan bola untuk menahan, maka bola dapat sewaktu-waktu hancur
- Bila tekanan yang diberikan tepat, maka bola dapat memantul dengan baik dan sempurna
Begitu juga dengan diri kita. Dalam setiap permasalahan hidup yang kita jalani, ada banyak tekanan-tekanan baik dari luar maupun dalam diri yang secara sadar maupun tidak memberikan dampak bagi mental kita untuk keluar dari permasalahan tersebut. Jika kondisi mental seimbang dengan problem yang terjadi, jiwa cenderung dapat mengendalikannya dan pikiran mencari 1001 cara untuk menyelesaikannya, apalagi jika persoalan yang dihadapi dianggap mudah oleh jiwa dan pikiran. Persoalannya adalah jika permasalahan yang melanda dianggap terlalu berat oleh jiwa dan diambang batas kemampuan otak untuk berpikir, maka yang terjadi adalah stress. Stres yang berkepanjangan sangat mengganggu mental dan dapat mengubah karakter baik yang sudah dibangun sejak dulu. Mungkin kita pernah mendengar ada seorang ibu yang tega membunuh anaknya hanya gara-gara menganggap sudah tidak sanggup lagi memberi makan anak-anaknya. Ada juga seorang ibu yang tega menggugurkan kandungan hasil perbuatan zinanya dengan lelaki yang tidak bertanggung jawab.